Tanpa Terasa Maluku Mulai Dijajah Lagi oleh Belanda dan Jepang

Jika dalam beberapa sumber disebutkan, bahwa Belanda menjajah Indonesia, termasuk Maluku hingga 250 tahun sedangkan Jepang menjajah Indonesia dalam tempo 3,5 tahun.
Adapun penjajahan Belanda saat itu adalah menguasai “pasar rempah-rempah dunia melalui ekspansi besar di Maluku. penjajahan selama itu terjadi karena Indonesia belum menjadi sebuah negara yang berdaulat. tentu abad-abad itu sudah berlalu.
Abad 21, Jepang kembali menjadi pemimpin untuk menjajah Maluku di mata Indonesia. Dengan adanya penemuan sumur gas abadi 1, 2 dan 3 di Blok Masela pada Desember 1998, menjadi tonggak sejarah baru ekspansi negara bekas penjajah itu.
Tanpa basa-basi, Jepang melalui PT. Inpex Coorporation melalui K3S kemudian mengumumkan nilai investasi sebesar $19 miliar kepada dunia. Sontak pegiat ekonomi dunia tercengang karena tidak mengira PT. Inpex Co, Ltd  begitu berambisi dengan kepemilikan saham 99%.
Tidak ingin bersusah payah, pemerintah Indonesia kemudian membiarkan proses eksplorasi dilakukan hingga tahun 2009 dikeluarkan PoD sementara untuk kegiatan di Blok Masela;
berbeda dari saat penemuan Blok Masela, jika awalnya disiarkan oleh PT. Inpex Co, Ltd_akhir tahun 2009 muncul PT. Inpex Masela, Ltd sebagai syarat untuk memuluskan PoD prinsip Blok Masela.
Pasar saham kemudian ingin ikut berpartisipasi dalam kegiatan di Blok Masela. Ancaman boikot saham PT. Inpex Co, Ltd di bursa saham New York dan Eropa kemudian menghadirkan patner yang tak lain adalah belanda dengan keputusan akuisisi saham sebesar 60%, 30%, serta Indonesia (PT. EMP, Tbk) 10 %.
Sebuah keputusan yang sangat menguntungkan Jepang dan Belanda untuk berinvestasi di negara bekas jajahannya. Masuk Indonesia dalam kegiatan eksplorasi dan eksplotasi Blok Masela, tentu tidak ada perlawanan berarti karena memang Indonesia sudah terlalu banyak berhutang.
Adapun Maluku yang akhir tahun lalu menurut data BPS termiskin ke-3 di Indonesia tidak tinggal diam.,
Keputusan akuisisi saham dirasa tidak adil. Maluku kemudian membentuk PT. Maluku Energi Nusantara. Berbekal kepercayaan diri, jajaran Direksi kemudian melakukan diplomasi tingkat rendah sampai tingkat tinggi.
Tak pelak, dalam beberapa kesempatan, presiden RI pun angkat suara bahwa Maluku harus dapat PI 10 % dari Blok Masela. Semua orang yang “agak” peduli hendak bertanya, apakah sudah ada perubahan atas akuisisi saham untuk PI di Blok Masela.. ?
Pertanyaan yang dilayangkan, sekiranya membutuhkan waktu yang agak lama untuk di jawab oleh pihak PT. Maluku Energi Nusantara.
Beberapa sumber terbaru menyatakan bahwa ada 1 s/d 2 persen saham PI milik PT. Royal Shell dan PT. Energi Mega Persada akan diberikan kepada Maluku Energi. Sebuah jawaban yang cukup memuaskan (versi PT. Maluku Energi); Apakah dengan jawaban itu, kita lalu terdiam dan bertepuk ria..?
Maaf, bagaimana kalau kita menanti jawaban dari PT. Royal Shell Upstream dan PT. Energi Mega Persada. Informasi yang tak kalah hebat dari pemberitaan media lokal, yakni Maluku akan mendapat PI 10% dari saham 10% milik PT. EMP, Tbk.
Atas gosip santer itu, PT. EMP, Tbk kemudian mengklarifikasi pemberitaan itu bahwa tidak benar kalau ada penjualan saham 10% ke pihak lain oleh PT. EMP, Tbk.
Dengan jawaban itu, kita pun menanti kabar terbaru dari PT. Maluku Energi Nusantara namun penjajahan kini telah dimulai dengan babak baru. Sampai kapan negara Indonesia sadar dengan penjajahan “energi” di negaranya sendiri..?
Lantas para pejabat penting di Maluku, bisa-nya lakukan apa jika tahun 2012 lalu, pihak Legislatif yang adalah representasi rakyat Maluku untuk bertemu Menteri ESDM pun tidak bisa, lantas bagaimana diplomasi pihak eksekutif.?
menanti…menanti… Maluku bergelimang “gas abadi Blok Masela” namun tidak menikmati.. ?
Share this article :
 

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. FINE MALANG - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger